Sistem operasi Android sudah ada sejak 12 tahun lalu, dan ponsel yang mengusung sistem operasi ini sudah ada sekitar lebih dari satu dekade lalu. Ada beberapa ponsel ataupun tablet yang mengambil peran penting dan sangat bepengaruh dalam perkembangan desain dan inovasi smartphone Android. Mungkin sebagian dari kalian sudah melupakan beberapa smartphone lawas atau bahkan tidak pernah mendengarnya sama sekali.
Apa kalian masih ingat Galaxy S2 dari Samsung, atau ponsel HTC One M7? Dua ponsel ini tidak hanya bagus, tetapi juga memberi perubahan dengan caranya masing-masing. Dua smartphone ini akan ada dalam daftar 10 ponsel paling berpengaruh dalam sejarah Android di bawah ini.
Samsung Galaxy S2 - 2011
Moto Droid digadang-gadang akan membawa Android untuk mengalahkan iPhone, tetapi Samsung Galaxy S2 yang menjadi alasan utama Android bisa sebesar sekarang ini. Kombinasi dari hardware yang berkualitas, software yang handal, dan nama Samsung yang sudah mendunia, mendorong brand Galaxy menjadi populer dan tentu saja dengan membawa nama Android.
Galaxy S2 ditenagai processor Exynos 4210, dengan RAM 1GB dan memori internal 16GB. Ponsel ini di-bundling dengan Android 2.3 Gingerbread, dan mendapat update sampai ke Android 4.1 Jelly Bean. Beberapa fitur yang diberikan Galaxy S2 termasuk tidak biasa pada saat itu, seperti video output HDMI.
Galaxy S2 menerima review positif untuk kinerja, kualitas kamera, dan kualias perangkat kerasnya. Menghasilkan penjualan 10 juta unit dalam bulan pertama untuk seluruh dunia. Ketika Galaxy S pertama juga sukses di pasaran, Galaxy S2 semakin mengokohkan posisi Samsung sebagai pembuat smartphone Android yang superior.
HTC ThunderBolt - 2011
Hanya karna suatu produk memiliki inovasi baru dalam teknologi, bukan berarti itu bagus. Di dunia Android, kalimat tadi berlaku untuk HTC ThunderBolt, yang awalnya dirilis pada tahun 2011. ThunderBolt adalah ponsel berkemampuan LTE/4G pertama, tetapi memiliki reputasi yang sangat buruk dalam hal masa pakai baterai.
ThunderBolt dilengkapi dengan RAM 786MB, penyimpanan internal 8GB (dengan tambahan kartu microSD 32GB), layar SLCD 800x430 berkukuran 4,3 inchi, dan baterai 1.400mAh. Pada beberapa review menunjukkan ponsel memiliki banyak bloatware, dan sebagian besar review mengeluhkan masa pakai baterai.
ThunderBolt merupakan ponsel Android yang mengambil peran penting dalam lompatan pertama ke era LTE atau 4G, tetapi terlepas dari itu, ponsel ini adalah ponsel yang biasa-biasa saja.
Motorola Xoom - 2011
Motorola Xoom merupakan upaya pertama Google (dan mungkin yang terakhir) untuk bersaing dengan iPad. Ini adalah tablet pertama yang terinstal Android 3.0 Honeycomb.
Xoom memang memiliki beberapa fitur yang tidak dimiliki iPad, seperti aplikasi browser yang lebih mirip desktop (Chrome untuk Android belum tersedia pada saat itu) dan port HDMI. Namun, tablet ini dibandrol dengan harga $800, jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga iPad yang dibandrol dengan harga sekitar $500 pada saat itu.
Kesuksesan Motoral Xoom tidak berlangsung lama. Penjualannya turun drastis setelah beberapa bulan, dan Xoom 2 memiliki nasib yang lebih menyedihkan.
Xoom adalah salah satu perangkat Android yang paling berpengaruh yang pernah ada, bukan karena kesuksesannya, tetapi karena perangkat ini adalah satu-satunya upaya Google untuk melawan dominasi iPad.
Kindle Fire - 2011
Omong-omong soal tablet, Kindle Fire juga menjadi tonggak penting dalam sejarah perangkat Android. Tablet pertama Amazon ini dirilis pada tahun 2011, dan dengan harga yang murah sekitar $200 (harga iPad $500 pada saat itu), tablet ini laris manis seperti kacang goreng.
Kindle Fire versi pertama, sama seperti tablet Fire sekarang, bukanlah perangkat yang memiliki spesifikasi tinggi. Tablet ini menggunakan CPU dual-core TI OMAP, RAM 512MB, layar LCD 1024x600, penyimpanan internal 8GB, dan tidak ada slot kartu SD. Tetapi, masa pakai baterai sampai delapan jam dan desain yang ringan menjadikannya alternatif yang layak untuk membaca buku digital dan streaming video.
Sekali lagi sama seperti tablet Fire modern, Kindle Fire terinstal Android 2.3 Gingerbread yang dimodifikasi tanpa adanya aplikasi Android Market. Amazon Appstore masih dalam tahap awal, tetapi dalam perkembangannya sampai saat ini, sudah ada banyak koleksi aplikasi dan game yang tersedia untuk pengguna tablet Fire.
Amazon tidak pernah memberikan angka pasti untuk penjualan Kindle Fire versi pertama, tetapi hanya mengatakan bahwa tablet Kindle Fire adalah produk paling laris dan paling dicari di Amazon.com. Diperkirakan sekitar 7 juta unit terjual pada tahun 2013.
Kindle Fire adalah perangkat yang sangat penting karena beberapa alasan. Tablet ini adalah seri pertama pembuka jalan kesuksesan bagi jajaran tablet Fire berikutnya hingga saat ini, hal ini membantu mengokohkan Android sebagai sistem operasi yang paling banyak digunakan pada tablet dengan berbagai segmen harga.
Samsung Galaxy Nexus - 2011
Android 4.0 Ice Cream Sandwich adalah update Android yang monumental, dan versi pertama yang lebih serius bersaing dengan iOS. Desain baru, Holo, membuat tampilan dan nuansa sistem operasi jauh lebih baik daripada Gingerbread. Ada banyak peningkatan fungsional lainnya, seperti dukungan NFC, face unlock, voicemail visual, dan banyak lagi. Karena ICS adalah versi yang sangat penting, masuk akal jika ponsel pertama yang menjalankannya yaitu Samsung Galaxy Nexus juga berhak mendapat perhatian.
Galaxy Nexus adalah kali kedua Samsung memproduksi smartphone untuk Google. Ponsel ini memiliki processor TI OMAP 4460, RAM 1GB, penyimpanan internal 32GB (tanpa slot kartu SD), dan layar AMOLED 720p berukuran 4,65 inchi. Kamera belakang 5MP dan 1,3MP kamera depan.
Galaxy Nexus mendapat banyak review positif saat dirilis. Berbagai media dan reviewer merekomendasikan untuk membeli ponsel ini. Sayangnya, pujian-pujian itu tak bertahan selamanya. Galaxy Nexus mengalami masalah pada penyimpanan flash yang berkualitas rendah dan kurangnya TRIM, yang membuat ponsel menjadi lamban setelah beberapa bulan digunakan.
Samsung Galaxy Note - 2011/2012
Selama beberapa tahun, jarang ada smartphone yang memiliki layar yang melebihi ukuran 4 inchi. Hal ini karena lebih memudahkan untuk penggunaan secara portabel, tetapi kebutuhan fitur aplikasi yang semakin banyak, alasan untuk membesarkan layar smartphone semakin kuat.
Samsung menjawab permintaan untuk layar yang lebih besar dengan meluncurkan Galaxy Note. Ponsel ini pertama kali dirilis di Eropa dan menyusul di akhir 2011 untuk pasar global. Ponsel ini memiliki layar AMOLED 5,3 inchi 800x1280 pixel, yang tentu saja sangat besar untuk ukuran ponsel pada saat itu, tetapi kecil untuk ukuran standard saat ini.
Spesifikasi lainnya termasuk chipset Qualcomm Snapdragon 1,5GHz (Exynos untuk di luar pasar Amerika Serikat), RAM 1GB, memori internal 16GB, dan Android 2.3.6 Gingerbread. Termasuk juga S-Pen yang selalu berguna, yang bisa digunakan untuk mencoret-coret layar Galaxy Note dan membuat anotasi tangkapan layar.
Note adalah perangkat yang hebat saat dirilis. Layar besarnya menampilkan gambar yang baik, masa pakai baterai yang awet, dan mendukung 4G LTE. Satu-satunya kelemahan yang bisa dirasakan adalah software-nya, menggunakan Gingerbread ketika Ice Cream Sandwich sudah dirilis, dan banyak aplikasi tidak dioptimalisasi untuk layar yang lebih besar.
Dalam waktu kurang dari dua bulan, Galaxy Note mencapai penjualan lebih dari satu juta unit, membuktikan bahwa ada minat pasar untuk ponsel dengan layar yang lebih besar. Produsen lain akhirnya mencoba untuk bersaing dengan mengikuti jejak Note, dan Apple akhirnya ikut naik ke panggung layar lebar pada tahun 2014 dengan merilis iPhone 6.
HTC One M7 -2013
HTC sudah membuat ponsel Android pertama, dan terus memproduksi perangkat Android hingga sekarang. Dari semua perangkat yang diberdayakan Android, mungkin tidak ada yang lebih berpengaruh di indrustri smartphone selain HTC One M7.
Di dunia smartphone yang didominasi oleh desain plastik dan kaca, One M7 mencuri perhatian dengan desain aluminiumnya yang menawan. Ponsel ini juga dipuji karena layar 1080p berukuran 4,7 inchi-nya yang tajam.
One M7 juga memiliki speaker ganda yang keduanya menghadap ke depan dengan merek Beats, kamera belakang yang bagus, IR blaster, dan versi HTC Sense yang sudah diperbarui. Ponsel ini adalah perangkat yang serba bisa, dan mungkin pencapaian tertinggi dari divisi smartphone HTC. Yang terpenting, One M7 mempengaruhi produsen lain untuk memproduksi ponsel yang berbahan aluminium.
Motorola Moto G - 2013
Seperti anggapan sebagian orang, semua ponsel budget (murah) Android adalah ponsel yang jelek dan berkualitas buruk dengan software yang ketinggalan jaman. Meskipun masih ada banyak ponsel murah di saat ini yang sesuai dengan anggapan tersebut, Moto G mendapat reputasi sebagai ponsel budget pertama yang tidak terlalu buruk.
Motorola merilis Moto G pertama pada akhir 2013, dengan harga hanya $179 ($199 untuk versi 16GB). Ponsel ini berbahan plastik dengan chipset Snapdragon 400 yang dipasangkan dengan stok Android, cukup untuk penggunaan standard.
Beberapa bulan setelah dirilis, Edisi Google Play keluar dengan harga yang sama. Pada pertengahan 2014, versi tweak yang sudah mendukung 4G LTE dirilis, bersama dengan Moto E.
OnePlus One - 2014
Daftar ponsel Android yang berpengaruh tidak akan lengkap jika tidak memasukkan OnePlus One. Pada saat dimana satu-satunya ponsel flagship berharga murah hanya ada Nexus 5, OnePlus One menjadi headline dengan harga sekitar $299. Dengan desain plastik polikarbonat sederhana, layar 1080p 5,5 inchi, tetapi menggunakan chipset Snapdragon 801 dan RAM 3GB membuatmu merasa wajib membelinya.
OnePlus One tidak mempengaruhi industri smartphone dalam skala besar, tetapi ini menegaskan OnePlus sebagai brand favorit dikalangan fans Android. Stelah Google menghentikan seri Nexus pada tahun 2016, OnePlus jadi satu-satunya opsi 'ponsel budget' bagi kebanyakan pengguna. Produsen ini masih merilis smartphone berkualitas hingga saat ini.
Samsung Galaxy Fold - 2019
Posisi Galaxy Fold belum ditetapkan dalam sejarah Android, karena ponsel ini baru dirilis setahun yang lalu. Tapi tentu saja, ponsel ini layak mendapat tempat di daftar ini karena menjadi smartphone layar sentuh lipat pertama yang dipasarkan secara massal.
Samsung mengabarkan Galaxy Fold pada Februari 2019, dengan daya tarik utamanya adalah layar OLED 7,3 inchi berukuran besar yang terlihat saat membuka layar. Namun, perilisan ditunda setelah gelombang pertama unit review mulai gagal, dan semua pre-order dibatalkan menunggu perubahan pada proses manufaktur.
Ponsel ini akhirnya rilis terbatas pada September 2019, dan meskipun Galaxy Fold terlihat lebih rapuh dan memang lebih rapuh dari smartphone pada umumnya, setidaknya ponsel ini tidak akan rusak jika digunakan sesuai aturan.
Terlepas dari masalah manufaktur dan kualitas pembuatannya yang masih dipertanyakan, ponsel ini layak mendapat tempat di daftar ini kareana tidak hanya menjadi ponsel android layar sentuh peratama yang bisa dilipat, tetapi juga menjadi era baru dimana desain seperti ini yang akan sering kita lihat di masa mendatang. Motorola, TCL, Xiaomi, Oppo dan lainnya sudah mengerjakan desain serupa.